Pada kesempatan ini saya akan sedikit berbagi ilmu mengenai cara melakukan analisis struktural pada puisi, dan bila ada kekurangan,mohon diberi masukan ya...
Surat Kepada Bunda : Tentang Calon Menantu
Karya : Rendra
Mama tercinta
Akhirnya ku temukan juga
jodohku
Seorang yang bagai kau
Sederhana dalam tingkahlaku
dan bicara
Serta sangat menyayangiku
Terpupuslah sudah masa-masa
sepiku
Hendaknya berhenti gemetar
rusuh
Hatimu yang baik itu
Yang selalu mencintaiku
Karena kapal yang berlayar
Telah berlabuh dan
ditambatkan
Dan sepatu yang berat serta
nakal
Yang dulu biasa menempuh
Jalan-jalan yang
mengkhawatirkan
Dalam hidup lelaki yang
kasar dan sengsara
Kini telah aku lepaskan
Dan berganti dengan sandal
rumah
Yang tentram, jinak, dan
sederhana
Mama
Burung dara jantan yang
nakal
Yang sejak dulu kau piara
Kini terbang telah menemui
jodohnya
Ia telah meninggalkan
kandang yang kau buatkan
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya
Ibuku
Aku telah menemukan jodohku
Janganlah kau cemburu
Hendaknya hatimu yang baik
itu mengerti
Pada waktunya, aku mesti kau
lepaskan pergi
Begitu kata alam begitu kau
mengerti
Bagai dulu bundamu melepas
aku
Kawin dengan ayahku dan
bagai …..
Bunda ayahku melepaskannya
Untuk mengawinimu
Tentu sangatlah berat
Tetapi itu harus, mama!
Dan akhirnya tak akan begitu
berat
Apabila telah dimengerti
Apabila telah disadari
Hari yang sabtu akan datang
Aku akan membawanya kepadamu
Ciumlah kedua pipinya
Dan panggilah ia dengan kata
: Anakku!
Bila malam telah datang
Kisahkan padanya
Riwayat para leluhur kita
Yang ternama dan perkasa
Dan biarkan ia nanti
Tidur disampingmu
Iapun anakmu
Sekali waktu nanti
Ia akan melahirkan
cucu-cucumu
Mereka akan sehat-sehat dan
lucu-lucu
Dan kepada mereka
Ibunya akan bercerita
Riwayat yang baik tentang
nenek mereka
Bunda bapak mereka
Ciuman abadi
Dari anak lelakimu yang jauh
Analisis
Struktural Puisi Surat Kepada Bunda (WS Rendra)
- Tipografi
Penyusunan baris dan bait dalam puisi.
Penyusunan
baris dan bait dalam puisi di atas sudah
teratur
tetapi dengan baris dan bait
yang tidak sama.
- Diksi
Dalam puisi ini Rendra sebagian besar menggunakan kata-kata yan bermakna polos, lugas, dan denotatif. Namun dalam puisi ini Rendra paling dominan menggunakan kata-kata yang memiliki makna konotatif.
Pemakaian
kata-kata yang bermakna konotatif dalam puisi Surat Kepada Bunda ini, antara
lain terdapat pada :
a. Karena
kapal yang berlayar
Telah
berlabuh dan ditambatkan
·
Kata-kata diatas dapat
diartikan sebagai hati seorang (kapal) yang sudah sekian lama mencari tambatan hati yang tepat
(yang berlayar) dan sekarang
sudah menemukan orang yang menurutnya
sangat tepat untuk dijadikan seorang istri (telah berlabuh
dan ditambatkan)
b. Dan
sepatu yang berat serta nakal
Yang
dulu biasa menempuh
Jalan-jalan
yang mengkhawatirkan
Dalam
hidup lelaki yang kasar dan sengsara
Kini
telah aku lepaskan
Dan
berganti dengan sandal rumah
Yang
tentram, jinak, dan sederhana
·
Kata-kata diatas berarti seorang anak yang
nakal (sepatu yeng berat serta nakal) yang
selalu melakukan
sesuatu yang membuat ibunya selalu khawatir(yang dulu biasa
menempuh jalan-jalan yang menghawatirkan), dan
sekarang telah berubah menjadi orang yang baik dan selalu mendatangkan
ketentraman.
c. Burung
dara jantan yang nakal
Yang
sejak dulu kau piara
Kini
terbang telah menemui jodohnya
Ia
telah meninggalkan kandang yang kau buatkan
·
Kata-kata diatas dapat diartikan seorang
anak lelaki (burung jantan nakal) yang dirawat
sejak kecil (yang dulu kau pelihara) dan
sekarang
telah menemukan jodohnya sehingga
ia harus meninggalkan rumah orang
tuanya (kandang yang kau buatkan)
3.
Citraan
Citraan adalah gambaran angan yang
timbul setelah seseorang membaca karya sastra. Citraan yang terdapat dalam
puisi Surat Kepada Bunda ini
meliputi
citraan gerak dan citraan penglihatan.
Adapun data-data yang memuat mengenai citraan gerak dan penglihatan nampak sebagai berikut:
- Karena kapal yang berlayar
Telah berlabuh
dan ditambatkan
Dan sepatu yang
berat serta nakal
- Yang dulu biasa menempuh
Jalan-jalan yang
mengkhawatirkan
Dan berganti
dengan sandal rumah
Yang tentram,
jinak, dan sederhana
- Kini terbang telah menemui jodohnya
Ia telah
meninggalkan kandang yang kau buatkan
- Kisahkan padanya
Riwayat para
leluhur kita
Yang ternama dan
perkasa
Dan biarkan ia
nanti
Tidur
disampingmu
Dari data-data di atas dapatlah kita katakan bahwa seolah-olah kejadian-kejadian itu bergerak dan dapat kita lihat tetapi sebenarnya tidak demikian.
- Bahasa Kias atau Permajasan
Bahasa
kias adalah suatu alat untuk melukiskan, menggambarkan, menegaskan inspirasi
dalam bentuk bahasa dengan gaya yang mempesona Dalam puisi ini menggunakan majas:
- Personifikasi
Yang mengungkapkan
adanya gaya bahasa personifikasi adalah :
1)
Begitu kata
alam begitu kau mengerti
2)
Bila malam
telah dating
3)
Hari yang sabtu
akan datang
b. Hiperbola
Yang menunjukkan gaya
bahasa hiperbola nampak sebagai berikut:
1) Hendaknya
berhenti gemetar rusuh
Hatimu yang baik itu
2) Riwayat
para leluhur kita
Yang ternama dan perkasa
3) Ciuman
abadi
Dari anak lelakimu yang jauh
- Sarana Retorika
Sarana retorika merupakan alat untuk
mengungkapkan keseluruhan bentuk, dalam arti bentuk yang terjalin dari
kata-kata tersebut. Sarana retorika ini meliputi tiga hal yakni, ambiguitas,
enjabemen, dan elipsis.
a.
Ambiguitas
Ambigiutas adalah kalimat yang memiliki
makna ganda. Pada puisi
tersebut tidak terdapat
kalimat yang bermakna ambiguitas.
b. Enjabemen
Enjabemen adalah perpindahan dari baris
yang satu ke baris berikutnya. Adapun yang mengungkapkan tentang enjabemen tersebut
nampak dalam data berikut:
a. Karena
kapal yang berlayar
Telah berlabuh dan ditambatkan
Dan sepatu yang berat serta nakal
C. Elipsis
Elipsis digunakan penyair untuk menyingkat kata dalam puisi tersebut tanpa
mengubah maksud yang terkandung dalam puisi tersebut. Namun Rendra kurang menyukai
adanya elipsis dan lebih menyukai kata-kata yang
tidak disingkat
- Bentuk Puisi
Bentuk
puisi mempunyai peranan yang penting. Dengan adanya bentuk puisi ini kita dapat
menentukan puisi tersebut termasuk puisi lama atau modern. Di samping itu
bentuk puisi antara puisi yang satu dengan lainnya berbeda.
a.
Bait
dan Baris
Adapun bait dan baris yang terdapat
dalam puisi tersebut nampak sebagai berikut:
Dalam puisi tersebut memiliki Jumlah bait sepuluh. Penjabarannya adalah Bait pertama lima baris, bait kedua tujuh baris, bait ketiga ketiga enam baris, bait keempat tujuh baris, bait kelima lima baris, bait keenam sepuluh baris, bait ketujuh empat baris, bait kedelapan lima baris, bait kesembilan empat baris, bait kesepuluh enam baris. Jumlah baris keseluruhannya lima puluh sembilan baris.
Dalam puisi tersebut memiliki Jumlah bait sepuluh. Penjabarannya adalah Bait pertama lima baris, bait kedua tujuh baris, bait ketiga ketiga enam baris, bait keempat tujuh baris, bait kelima lima baris, bait keenam sepuluh baris, bait ketujuh empat baris, bait kedelapan lima baris, bait kesembilan empat baris, bait kesepuluh enam baris. Jumlah baris keseluruhannya lima puluh sembilan baris.
b.
Persajakan
Puisi tersebut memiliki
persajakan bebas. Jumlah
barisnya dari bait yang satu dengan bait lainnya berbeda. Sehingga persajakan
bebas ini tidak memerlukan aturan, dalam arti aturan menganai persajakan.
- Isi Puisi
Isi puisi merupakan maksud penyair yang tertuang dalam
puisi.
Rendra dalam puisi “Surat Kepada Bunda”
ini mengungkapkan dirinya sebagai
seorang pemuda yang selama ini hidup dalam naungan ibunya akhirnya
telah menemukan pasangan hidupnya. Kemudian dia
menceritakan sosok calon istrinya tersebut kepada ibunya. Dia berharap ibunya
dapat menerimanya dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri.
Surat Kepada Bunda ini mengungkapkan tentang permintan
restu Rendra kepada ibundanya untuk menikahi kekasihnya dan berharap agar
sang bunda menyetujui
keputusannya untuk menikah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar