Minggu, 03 Juli 2011

Analisis "Sajak Rajawali"

  1. Kajian Struktural
Dalam puisinya yang berjudul “Sajak Rajawali” ini Rendra banyak menggunakan majas personifikasi. Hal ini dikarenakan untuk menambah suasana kerealistisan puisi. Hal ini terlihat dari baris:
Bahwa langit akan selalu menanti
(Baris keempat bait kedua)
Rajawali adalah pacar langit
(Baris pertama bait kedua)
Membela langit dengan setia
(Baris kedua bait keenam)
Puisi “Sajak Rajawali” ini bila diamati dengan seksama tidak mengikuti pola-pola tertentu.
1.      Tiap bait terdiri dari 4-5 baris
2.      Tiap baris terdiri dari 3-6 kata
3.      Sajaknya tidak tetap
Hanya pada bait ketiga sajaknya seperti sajak pada pantun yaitu a-b-a-b.
Langit tanpa rajawali (a)
Adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma (b)
Tujuh langit, tujuh rajawali (a)
Tujuh cakrawala, tujuh pengembara (b)
Sedangkan pada bait yang lain, menggunakan sajak bebas atau tidak terikat dengan pola tertentu. Bila kita perhatikan secara keseluruhan, puisi tersebut bersajak sebagai berikut :
AAA
ABBB
ABAB
ABABB
ABBC
AABC


A.    Analisis dari segi bentuk fisik puisi
1.      Monolog dan Tipografik
-          Monolog
Secara keseluruhan dalam puisi yang berjudul “Sajak Rajawali” ini adalah monolog, karena si penyair saat berbicara dalam puisi ini seperti berbicara sendiri.
-          Tipografik
Sajak ini terdiri dari 6 bait, setiap baitnya terdiri dari 4-5 larik. Pengutaraan sajak ini tidak terikat karena masing-masing bait tidak sepenuhnya menggunakan rima a-b-a-b. Tidak terdapat sampiran, semua kata-kata yang digunakan oleh penyair sebagai sarana pengantar kepuitisan. Kata dalam sajak ini kebanyakan diisi dengan simbol, citraan, gaya bahasa, dan sarana puitis.
2.      Subjek lirik dan stilisasi diri
-          Subjek lirik
Pada bait
Rajawali adalah pacar langit
Dan di dalam sangkar besi
Rajawali merasa pasti
Bahwa langit akan selalu menanti
Kita akan membayangkan bait ini bahwa seekor burung rajawali yang dalam puisi ini diartikan sebagai seorang suami adalah pacar langit yang diartikan sebagai seorang istri. Suami yang setia pada istrinya seperti rajawali yang selalu merasa yakin bahwa langit akan selalu menantinya.
-          Stilisasi diri
Stilisasi diri adalah jarak atau hubungan antara lirik dengan penyairnya. Pandangan secara keseluruhan bait dapat disimpulkan bahwa penyair hadir sebagai Aku lirik dalam puisi ini.


3.      Sintatik logik dan semantic ritmik
-          Sintatik logik
Yaitu, kalimat yang logis dan memiliki struktur kalimat :
Rajawali terbang tinggi
Dan ia akan mematuk kedua matamu
Dalam 2 contoh kalimat di atas merupakan kalimat yang logis, saat pembaca mulai membacanya sudah dapat memaknai sendiri kalimat tersebut.
-          Semantik ritmik
Yaitu makna bunyi pada puisi. Dan makna bunyi yang ada pada puisi “Sajak Rajawali” adalah :
Langit tanpa rajawali
Adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
Tujuh langit, tujuh rajawali
Tujuh cakrawala, tujuh pengembara
Dalam bait tersebut terjadi pegulangan bunyi i dan a, diartikan bahwa seakan-akan langit dan rajawali adalah hal yang saling melengkapi. Di mana ada langit di situ pasti ada rajawali. Seperti halnya sepasang suami istri yang saling melengkapi dalam menjalani kehidupan.
B.     Pencarian Arti Puisi Melalui Pembacaan Heuristik
Sebuah sangkar (yang terbuat dari) besi. Tidak (akan) bisa mengubah (burung) rajawali (untuk) Menjadi seekor burung nuri.(burung) Rajawali adalah pacar(nya) langit. Dan di dalam sangkar (yang terbuat dari) besi. (burung) Rajawali merasa pasti (dan yakin).Bahwa langit akan selalu menanti (kehadiran burung rajawali). Langit tanpa (kehadiran burung) rajawali adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma. Tujuh langit,(harus terdapat) tujuh (burung) rajawali. Tujuh cakrawala,(harus terdapat) tujuh pengembara. (burung) Rajawali terbang (sangat) tinggi memasuki (daerah) sepi. Memandang (luasnya) dunia. (burung) Rajawali di sangkar (yang terbuat dari) besi. Duduk (sambil) bertapa. Mengolah(seluruh) hidupnya. Hidup adalah merjan-merjan kemungkinan. Yang (akan) terjadi dari keringat (yang dikeluarkan oleh) matahari. Tanpa (adanya) kemantapan (dari) hati (burung) rajawali. Mata kita hanya (dapat) melihat matamorgana. (burung) Rajawali terbang (sangat) tinggi. (selalua)Membela langit dengan setia. Dan ia akan (benar-benar) mematuk kedua (bola) matamu. Wahai, kamu (manusia),(sang) pencemar langit yang durhaka.

C.    Pencarian Arti Puisi Melalui Pembacaan Hermeneutik
Dalam puisi di atas mengibaratkan seekor rajawali adalah sosok suami dan langit adalah sosok istri. Mengarungi luasnya samudra kehidupan dengan penuh rintangan  tak akan mengubah suami menjadi sesosok laki-laki yang mudah putus asa. Suami di sini digambarkan sebagai suami sejati yang selalu memberikan seluruh kepercayaannya kepada sang istri.
Di saat suami merasa hampir putus asa karena beban kehidupan, ia tidak khawatir karena ia yakin bahwa istrinya akan selalu setia menemaninya dan tak akan meninggalkannya dalam kesusahan. Dengan demikian bagi seorang suami yang menghargai posisi istrinya, tidak akan dapat hidup tanpa istri. Demikian halnya juga dengan Rendra. Seorang prnyair yang terkenal, namun tanpa dukungan dari istrinya ia tidak akan mampu menghasilkan berbagai karya sastra. Hal ini dapat dilihat pada bait:
rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar