(catatan konyol)
Kekacauan, itulah kata yang paling tepat untuk
mendeskripsikan suasana di kelas. Aku tak pernah
menyangka telah menjadi bagian dari “kekacauan” ini. Namun kenyataannya aku
memang salah satu dari semua “kekacauan” ini.
Dua
tahun sudah aku telah meninggalkan bangku SMA, dan dua tahun pula aku telah
duduk di bangku kuliah. Semua ini ku jalani tanpa terasa. Entah mengapa selama
ini aku berpikir bahwa pertemananku di kampus jauh lebih menyenangkan daripada
di SMA. Mungkin karena teman-temanku di kampus secara umum memiliki karakter
yang hampir sama denganku, mereka terkesan rendah hati dan apa adanya.
Sedangkan teman-temanku saat SMA terkesan selalu berusaha mengubah dirinya
menjadi orang lain, jaim, dan ingin
selalu terlihat mewah di depan semua teman-temannya. Jujur saja, masa SMA
bagiku tidak begitu mengesankan.
Berawal
dari background yang sama, aku,
Nayra, Ayumi dan Reas tanpa kami sadari telah menjadi teman dekat. Mengapa ku
katakan kami memiliki background yang
sama, karena kami adalah orang-orang yang tertolak saat ingin masuk ke
Pendidikan Bahasa Inggris. Dan sekarang kami justru berada di Pendidikan Bahasa
Indonesia.
Sedikit menyesal pada awalnya itu hal yang wajar, tetapi setelah berpikir
panjang kami justru sangat bersyukur dapat diketemukan di Pendidikan Bahasa
Indonesia ini karena kami dapat menjadi teman baik dan saling melengkapi.
Empat semester kuliah ternyata membuatku memahami semua
karakter teman-temanku. Dan salah satu temanku yang memiliki banyak kesamaan
denganku adalah Nayra. Si gadis cantik keturunan arab ini memang tidak bisa
diprediksi bila hanya dilihat dari fisiknya saja. Dia terkesan jutek. Namun
bila sudah tahu sifatnya, semua orang tak kan menyangka bahwa dia adalah gadis
yang sangat menyenangkan. Kami sering melakukan hal-hal konyol bersama, seperti
tertawa terbahak-bahak, dan bernyanyi di kelas. Lagu yang berjudul White Horse, Mine, dan Back to December yang dinyanyikan oleh
penyanyi country Taylor Swift adalah
lagu yang sering kami nyanyikan. Entah mengapa bagi Nayra makna dari lagu-lagu tersebut
sangat cocok dengan kehidupannya sekarang.
Hal-hal konyol yang aku dan Nayra lakukan ternyata
memberi dampak pada Ayumi. Dia sekarang juga sangat menyukai lagu-lagu Taylor
Swift dan mulai menghafalkannya. Sehingga tak jarang kami bertiga bernyanyi
bersama di kelas. Reas pun hanya tersenyum heran dengan ulah kami. Teman-teman
lain tidak merasa terganggu oleh tingkah kami karena menurut mereka itu hal
yang sudah biasa kami lakukan.
Ternyata bukan hanya kami yang selalu melakukan hal-hal
bodoh di kelas, namun para kaum lelaki pun juga tidak kalah konyol. Mereka
selalu bercanda apa adanya, tidak tahu malu dan terkesan vulgar. Sungguh sebuah
komunitas yang aneh.
Walaupun demikian, aku merasa sangat bahagia menjadi
salah satu penghuni kelas Bahasa Indonesia. Karena dengan demikian aku dapat
memetik pelajaran yang sangat berharga dari segala peristiwa yang terjadi pada
teman-temanku. Dan aku berharap persahabatan ini akan terus berjalan hingga
akhir nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar